28.3.12

Penggunaan Antibiotik Pada Common Cold

Udah lama gw denger kabar berita bahwa resistensi kuman terhadsap antibiotik sekarang makin berkembang. Bukan hal baru denger Amoxycillin, Tetracyclin, dan Ciprofloxacin dikonsumsi layaknya kacang goreng. Batuk pilek sehari, minum Amoxycillin. Badan demam sehari minum Ciprofloxacin. Katanya sih karena penyebab sakit itu bisa mati dengan minum antibiotik dan bisa mempersingkat lama sakitnya sampe 5 hari aja. Padahal, penyebab sakitnya mungkin aja virus sehingga tentunya akan sembuh sendiri tanpa minum antibiotik.
ganteng pun bisa ISPA
Tulisan ini mungkin banyak salahnya, kalo demikian harap dimaklumi karna gw masih belajar dan mohon dengan sangat untuk diluruskan, untuk kebaikan bersama.
Masih agak nyambung dari post sebelumnya yang ngomongin tentang Common Cold, sekarang gw mau memaparkan (jiahh, gaya amat kayak presentasi) tentang penyakit ini.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau bahasa inggrisnya Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) ini merupakan penyakit Indonesia Raya (bahasa gw, UNDIP banget deh..!), setiap tahun Insya Allah (Maher Zain kalee..) semua bisa kena ni penyakit barang satu kali. Kata "akut" berarti infeksi ini berlangsung <14 hari.
Secara umum, penyebab ISPA di negara maju >90% nya adalah virus. Sementara di negara berkembang kadang dapat juga disebabkan oleh bakteri S.pneumoniae atau H.influenza. Karena penyebab utamanya virus, maka penggunaan antibiotik tidaklah diperlukan. Kenapa? (yang orang kesehatan pasti tahu lah jawabannya), karena eh karena judi itu haram (lho? emang Rhoma Irama), maksudnya karena yang namanya antibiotik itu buat mengatasi penyakit akibat bakteri. Kalo penyakitnya akibat virus atau jamur, minum antibiotik sekarung pun ngga akan ngaruh. Malah, hal ini bisa mengakibatkan resistensi bakteri. Nah, karena pemakaian antibiotik yang tidak tepat ini sekarang antibiotik golongan tertentu sudah banyak yang resisten (misalnya Ampicillin, Penicillin, bahkan Amoxycillin).
"kalo penyebabnya virus ya pake antivirus dong..." (seorang teman)
Agar antiviral memberikan efek, obat ini harus diminum 24 jam begitu gejalanya keluar. Namun, ketika badan demam biasanya sudah lewat dari 24 jam. Penggunaan antivirus juga tidak cost-effective, karena biaya yang diperlukan tidak murah namun efektivitas kecil.
"mending langsung minum antibiotik, biar kalo ternyata kena infeksi sekunder oleh bakteri badan saya sudah ada 'penangkal'nya.Kan ga ada jaminan nanti saya ngga kena infeksi sekunder."
Prinsip pemilihan antibiotik untuk mengobati ISPA adalah berdasarkan sensitivitas bakteri yang menyerang tubuh (ya, karena ngga semua antibiotik ampuh untuk 'memerangi' ISPA), namun di Indonesia kita tercinta hal ini banyak sekali kendalanya, sehingga pemilihan antibiotik didasarkan pada pertimbangan empirik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan resistensi antibiotik.
Yang akan terjadi kalo bakteri yang resisten terhadap suatu antibiotik maka ngga enaknya buat kita:

Ingat, ingus jangan ditelan, karna itu jorok!
  • Sakit lebih lama dari yang seharusnya
  • Lebih sering sakit dan mengunjungi dokter
  • Mungkin perlu rawat inap
  • Butuh resep yang berbeda, obat yang berbeda lebih mahal dan mungkin menyebabkan efek samping
  • Menularkan bakteri tersebut kepada orang sekeliling kita.
Lalu, apa yang harus dilakukan kalo gejala-gejala tersebut muncul?
Ampuni Baim Ya Allah...

  • Pertama, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diringankan penyakitnya, diampuni dosanya, dan disembuhkan dari sakitnya.
  • Kedua: Istirahat yang cukup
  • Ketiga: Banyak minum air, terutama air hangat karena bisa membuat tenggorokan yang terasa gatal jadi lebih baik. Berkumur dengan larutan air garam kadang dapat meringankan nyeri tenggorok
  • Keempat: untuk mengatasi demam, badan pegal-pegal, dan sakit kepala bisa minum obat. Obat ini tergolong obat bebas, jadi bisa dibeli tanpa resep. Obat yang dapat diminum adalah paracetamol atau ibuprofen. Harus diingat bahwa ibuprofen bisa mengakibatkan nyeri lambung, jadi hati-hati pemakaiannya pada anak kecil dan orang dengan gangguan lambung. Sementara, keefektifan obat batuk (expectoran dan antitusif)  untuk mengatasi gejala masih kurang.
Kapan berobat ke dokter?
Pada umumnya, ISPA dapat ditangani sendiri di rumah, namun jika gejala yang ada memburuk seperti menggigil, nyeri kepala hebat, kekakuan leher, muntah, nyeri perut, kesulitan bernafas, nyeri dada, penurunan kesadaran, atau tidak ada perbaikan setelah 10 hari kita bisa datang berobat ke dokter secepatnya.
Jika terdapat rasa nyeri tenggorokan dan demam tanpa gejala ISPA lainnya, kita dapat pula berobat ke dokter.
Terakhir, jika gejala demam diikuti dengan rasa nyeri pada wajah baik disertai maupun tidak disertai dengan ingus berwarna hikau/ kekuningan maka sangat mungkin kita mengalami radang sinus. Penyakit ini lebih baik jika ditangani oleh dokter untuk mendapatkan antibiotik yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wibiya widget