19.5.12

Balada Ditilang Polisi, Perhatikan Surat tilangnya!

Pernahkah kawan-kawan ditilang polisi? Apa yang kawans lakukan kalo ditilang?
a. Ngajak damai di tempat
b. Minta surat tilang aja, biar ke pengadilan
c. Nangis
d. Cium tangan
e. Semua benar

Sekarang, gw mau sekedar share pengalaman gw tentang dunia penilangan...

Suatu hari yang cerah, ketika gw masi koas, dalam perjalanan ke RSJ. Aminogondohutomo gw pengen mencoba rute baru, yaitu lewat Java Supermall. Dari kosan gw di Sampangan, gw tengah menguji jarak tempuh tercepat sampe ke RSJ.
Apa daya, mata tak sampai
Seharusnya setelah turunan gw langsung aja belok kanan, ngga usah lewatin depan Java Supermall segala. Tapi berkat tas gw yang menganga lebar, gw gagal berbelok. Hiyyaaahhh, akhirnya gw putuskan berbelok di Pasar Peterongan, padahal JELAS-JELAS ada tanda dilarang belok kanan.
Pak Polantas menghukum. Gw ditilang. Gw bete. Tapi tetap mencoba jadi orang jujur...
Polisi (P): "Mba, tahu salahnya apa?"

Gw: "Iya pak, saya baru tahu kalo ngga boleh belok kanan" kata gw polos (begitu diberhentiin pedagang di pasar bilanggin gw kalo ga boleh belok kanan.

P: Iya mba salah

Gw: (ngaku) iya pak

P: Gimana Mba?

Gw: (bodoh beneran) gimana apanya pak?

P: Mau ke pengadilan apa uangnya mau titip saya?

Gw: Ke pengadilan aja Pak ---> Kesalahan bodoh

P: Kalo dipengadilan lama lho mba, nunggu sidangnya... 

Gw: "yah, mo gimana lagi Pak..." ---> Masih bodoh, "emang ga bisa kalo ngga ke pengadilan?"

P: "Bisa, uangnya titip saya aja sekarang, 100.000, jadi mba ga perlu ke pengadilan."

Gw: (berpikir keras, kayaknya ni minta uang damai deh... kemudian ingat dompet, Subhanallah, belom dikirim ama ortu, tinggal 20.000 aja di dompet, hehehe), "saya ngga bawa uang pak, mesti ke ATM..." ---> Tanpa sadar ternyata pernyataan ini hampir cerdas!

P: "Oh, kalo mai transfer bisa Mba, nih dendanya 500.000, nanti kalo ada kelebihan uangnya bisa diambil setelah sidang."

Gw: (teringat saldo tabungan Rp.0, heheheh), "oh, gitu ya pak. Ga bisa Pak..."

P: "yaudah mba nya pengadilan yah"

Gw: "iya deh..." ---> Bodoh banget

P: "Saya minta STNK-nya mba..." Polisi itu kemudian melihat STNK gw "waduh minggu depan habis ya..."

Gw: (cengar-cengir)

P: "Yaudah yang saya tahan SIM-nya aja ya"

Maka ditilanglah gw dan harus ke pengadilan di Krapyak 3 minggu kemudian (ampe bela-belai pulang cepet dari RSJ...). Gw pikir, tega banget negara sih, bikin gw pulang cepet, sampe harus kehilangan ilmu sehari di Psikiatri??? Inilah yang bikin orang pada males harus ikut sidang lalu lintas.
Pas mengikuti sidang, banyak banget calo. Gw, tetep berusaha jujur ngga usah calo-calo-an... (padahal duit di dompet cuma dikit, heheh). Di pengadilan gw bertemu dengan dua orang cewe yang rempong abiezzz.
Cewe 1: "Nanti kalo sidang gini kamu harus ikuti dengan baik..." (ngobrol ke temennya)
Cewe 2: "iya deh. aduh untung ya ada kamu, aku jadi ngga bingung"
Gw: (memperhatikan)
Cewe 1: "iya dong, untung aku kuliah hukum! Jadi kamu bisa ikut sidang dengan benar.."
Gw: (memandang map yang dipegang si cewe, Yaelah, ternyata masi semester 1!!! -->ciri euforia mahasiswa baru keterima di FH Undip)

Lalu kita pun menanti untuk dipanggil ke hadapan hakim (yang telat datengnya), sementara ruangan pengadilan ditutup pintunya. Ada tulisan dilarang merokok GEDE banget di ruang sidang, but, BUKAN ORANG INDONESIA namanya kalo ngga melanggar. Tetep aja banyak bapak-bapak yang ngerokok. Bete abis, padahal ruangan tertutup, ngga ada AC, eh si kampret ngerokok sembarangan.
Gw pelototin, "mas, ngerokoknya di luar, disini udah sumpek!" (udah jutek karena ga bisa napas)
Akaahirnya beberapa orang lain pun berani menegur orang2 yang ngerokok.
Kami pun menunggu hakim lagi, lamaaa.... (ternyata yang bikin lama adalah bagian nunggu hakim)
Lalu saat sunyi senyap ada bunyi "BROOOOOOOTTTTTTTTT.....!!!"

GUBRAK!
Tapi gw ga bisa marah, karena ga ada tulisan dilarang kentut... hix. Lengkaplah sudah, di ruangan tertutup yang penuh sesak, bau asap rokok, dicampur bauk kentut pula.
Jiahh
Akhirnya gw pun dipanggil kehadapan hakim, dinyatakan bersalah, dan membayar denda 25rb rupiah. Proses sejak divonis sampe pulang dengan cerah ceria membawa SIM C gw, hanya menghabiskan waktu 30 menit!! (nunggu hakim 2 jam-an)

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari sini??
Pertama, ketika ditilang di Java Moll

  • Gw main bilang "iya, disidang" begitu aja
  • ketika si bapak polisi lalu lintas menawarkan untuk transfer ke Bank, gw ngga menggali lebih dalam lagi. Padahal saat itu pemerintah sudah menetapkan pembayaran tilang dengan sistem trasnfer
  • Gw maen terima aja tu surat tilang tanpa tanya-tanya lagi, dan yakin bahwa disidang minggu depannya. Setelah gw datengin pengadilan minggu depannya, teryata gw sidang masih 2 minggu lagi... Bodoh nian
Jadi, supaya teman-teman ga terjebak di kebodohan yang sama baiknya kenali surat tilang yang dikasih sama polisi lalu lintas.
Slip Merah


Slip merah ini berarti kita menyangkal dan mau membela diri secara hukum (mungkin mau nyewa Hotman Paris jadi pengacara) dan akan menghadiri sidang di pengadilan setempat.

Slip Biru



Kalo dikasi slip biru ini artinya kita mengaku salah dan bersedia membayar denda. Pembayaran denda hanya bisa ke satu rekening saja (milik Pemerintah) jadi denda ini bisa berlaku sebagai pendapatan negara non pajak. Kita tinggal transfer ke rekening tersebut (Bank BUMN), lalu memberikan bukti transfer ke Polisi Lalu lintas, dan mendapatkan SIM / STNK kita kembali.

Jadi, seharusnya gw ngga usah pulang kecepetan dari kampus, karna bisa dibayar di tempat. Tapi karena info yang diberikan oleh Pak Polisi Lalu lintas engga lengkap (atau sengaja enggak lengkap) maka gw terjebak harus ikut sidang (wlopun murah juga sih cuman 25.000 dibandingin pak Polantas yang nyuruh gw nitip 100.000)

Kalo ada polantas yang bilang slip biru sudah engga berlaku, maka lihat namanya siapa, kalo perlu nomer HPnya tanyain, hehehe. Tanya komandannya siapa, mau ketemu, mau tanya langsung. Kalo ngga mau juga, potret aja Polantasnya/ rekam kejadian dan perkataan beliau yang bilang slip biru engga berlaku. Nanti kalo ngadu ke Pos Polisi jadi punya bukti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wibiya widget